Laman

Selasa, 15 Juli 2014

Antropologi Kesehatan

NAMA            : NOVI PUSPITASARI
NIM                : 3401411157
ROMBEL       : 1 (Satu)
MAKUL         : UAS ANTROPOLOGI KESEHATAN
BUDAYA JAWA PANTANGAN MAKAN BAGI IBU HAMIL DAN PASCA MELAHIRKAN DI KABUPATEN REMBANG
           
                Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Keberagaman kebudayaan ini menyebabkan banyaknya mitos mengenai masa kehamilan, persalinan dan nifas. Bahkan  ada mitos yang dipercayai sebagai suatu kebenaran karena pengalaman orang lain. Mitos yang sudah sejak lama diyakini oleh masyarakat Jawa khususnya di daerah kabupaten Rembang yaitu adanya suatu larangan memakan makanan yang enak bagi ibu hamil dan pasca melahirkan. Pantangan ini bersumber pada keyakinan akan suatu budaya yang mengharuskan masyarakat untuk melakukan sesuai tradisi yang berkonsep pada kesehatan. Dalam hal ini kebudayaan mempunyai hubungan dengan kesehatan dalam hal pencegahan serta pengobatan penyakit, meskipun dalam prakteknya masih dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional yang barbau mistis.
Menurut Anggorodi (dalam Rachman, 2010) Konsepsi budaya masyarakat mengenai pantangan ditujukan untuk menjaga keselamatan bayi dan ibu. Namun alasan yang dikemukakan mengenai perilaku pantang makan sering tidak bersifat logis, maupun bersifat simbolik dan sebagian mencerminkan asosiasi antara jenis tanaman atau hewan yang dipantang dengan kondisi atau konsekuensi yang diperkirakan, yang sifatnya asosiatif. Sebagian masyarakat tidak memahami alasan memantang makanan tersebut dan hanya melaksanakan karena alasan takut untuk menunjukkan kepatuhan kepada adat dan orang tua.
Di Indonesia kasus tentang angka kematian ibu cukup tinggi. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (46,7%), eklampsia (14,5%), dan infeksi (8.0%) (Djaja et al, 1997). Kebanyakan disebabkan karena ibu hamil ditolong oleh dukun tidak terlatih atau oleh anggota keluarga, aborsi tidak aman, tidak tersedianya pelayanan kebidanan untuk kondisi darurat serta asupan gizi saat hamil dan pasca melahirkan. Permasalahan tentang asupan gizi bagi ibu hamil dan pasca melahirkan menjadi masalah besar karena berkaitan dengan budaya dan sistem medis modern. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang sehingga akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Jadi tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan.
Kebiasaan makan ibu hamil dan pasca melahirkan sangat dipengaruhi lingkungan yang didasarkan atas konsepsi budayanya. Makanan dalam pandangan sosial budaya memiliki makna yang lebih luas dari sekedar nutrisi, melainkan terkait dengan unsur-unsur kepercayaan, status, prestise, kesetiakawanan, dan ketentraman. Kategori makanan bagi ibu hamil dan pasca melahirkan berkenaan dengan pandangan budaya tentang makanan yang dianggap baik sehingga harus dikonsumsi, maupun yang dianggap dampak buruk bagi ibu sehingga harus dihindari. Makanan yang dianggap dapat memberikan dampak buruk umumnya disebut sebagai pantangan makan. (Swasono, 1998). 
Mitos telah menjadi adat istiadat yang turun temurun, menjadi hal yang biasa yang sangat mereka yakini. Tidak sedikit mitos yang tidak layak diyakini, namun ternyata banyak pula mitos yang dapat dinalar, diterima akal dan ada faktanya. Pantangan yang didasari kepercayaan pada umumnya mengandung simbol atau nasihat yang dianggap baik ataupun tidak baik, lambat laun menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan dikomsumsi. Pantangan makan yang mereka lakukan masih bersifat negatif karena mereka tidak tahu betul apa yang mereka lakukan. Kebanyakan dari mereka hanya ikut-ikutan dan menuruti nasihat orang tua atau Ibu mertua dan dukun bayi setempat. Pantangan makan Ibu hamil dan pasca melahirkan di daerah Rembang cukup banyak, walaupun tidak semua kebanyakan di patuhi, tetapi tidak bagi mereka yang masih mempercayai kepercayaan turun temurun dari nenek moyang mereka yang mereka ketahui dari ibu kandung atau ibu mertua masih melakukan praktek pantangan makan.
Beberapa kepercayaan yang ada di masyarakat Rembang bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak, serta larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nanas dan ketimun. Sementara Wibowo (1993) menjelaskan bahwa di salah satu daerah di Jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Di masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Dari keyakinan tersebut menjadikan ibu kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan rendah dan ini menambah angka kematian ibu di Indonesia semakin tinggi. Padahal kebutuhan gizi yang cukup sangat dibutuhkan bagi ibu hamil dan pasca melahirkan guna memulihkan stamina tubuhnya.
Dalam bidang kesehatan modern ibu pasca melahirkan justru pemenuhan kebutuhan protein semakin meningkat untuk membantu penyembuhan luka baik  pada dinding rahim maupun pada luka  jalan lahir yang mengalami jahitan. Protein ini dibutuhkan sebagai zat pembangun yang membentuk jaringan otot tubuh dan mempercepat pulihnya kembali luka. Tanpa protein sebagai zat pembangun yang cukup maka ibu nifas akan mengalami keterlambatan penyembuhan bahkan berpotensi infeksi bila daya tahan tubuh kurang akibat pantang makanan bergisi. Protein juga diperlukan untuk pembentukan ASI. Ibu pasca melahirkan sebaiknya mengkonsumsi minimal telur, tahu, tempe dan daging atau ikan bila ada. Kecuali bila alergi dengan ikan laut tertentu atau alergi telur sejak sebelum  hamil maka sumber protein yang menyebabkan alergi tersebut dihindari.

Analisis Teori
Menurut Foster dan Anderson (1986), Budaya mempunyai peran penting terhadap kebiasaan makan terhadap masyarakat setempat. Kepercayaan suatu masyarakat tentang makanan berakibat pada kebiasaan makan serta berakibat pula pada kondisi gizinya. Bagi antropologi kebiasaan makan sebagai sesuatu yang sangat kompleks karena menyangkut tentang cara memasak, suka atau tidak suka serta adanya berbagai kepercayaan dan persepsi mistis atau takhayul yang berkaitan dengan kategori makan, produksi, persiapan dan konsumsi makanan. Masalah kesehatan selalu berkaitan dengan dua hal yaitu sistem teori penyakit dan sistem perawatan penyakit. Sistem teori penyakit lebih menekankan pada penyebab sakit, teknik-teknik pengobatan pengobatan penyakit. Sementara, sistem perawatan penyakit merupakan suatu institusi sosial yang melibatkan interaksi beberapa orang, paling tidak interaksi antar pasien dengan si penyembuh, apakah itu dokter atau dukun. Persepsi terhadap penyebab penyakit akan menentukan cara pengobatannya. Penyebab penyakit dapat dikategorikan ke dalam dua golongan yaitu personalistik dan naturalistik. Penyakit-penyakit yang dianggap timbul karena adanya intervensi dari agen tertentu seperti perbuatan orang, hantu, mahluk halus dan lain-lain termasuk dalam golongan personalistik. Sementara yang termasuk dalam golongan naturalistik adalah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kondisi alam seperti cuaca, makanan, debu dan lain-lain. 
Dari sudut pandang sistem medis modern adanya persepsi masyarakat yang berbeda terhadap penyakit seringkali menimbulkan permasalahan. Masih adanya kepercayaan terhadap makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan pasca melahirkan di daerah Rembang sehingga diharuskan untuk berpantang makanan pada Ibu hamil dan pasca melahirkan dianggap salah kaprah di dunia medis modern. Makanan yang baik berdasarkan budaya pada suatu tempat adalah makanan yang tidak membawa dampak buruk pada kesehatan Ibu dan calon bayinya, meskipun makanan tersebut mempunyai kandungan gizi yang cukup untuk kesehatan Ibu hamil dan pasca melahirkan. Dengan melakukan sejumlah pantangan makan bagi ibu hamil dan pasca melahirkan diyakini akan dapat mengembalikan kesehatan bagi ibu. Sedangkan dalam sistem perawatan penyakit sebagian ibu hamil dan pasca melahirkan masih mengkonsumsi jamu dan ramuan-ramuan tradisional karena diyakini dapat menjaga kesehatan Ibu, memperlancar ASI dan mempercepat proses penyembuhan Ibu pasca melahirkan.


DAFTAR PUSTAKA
Djaja, S. et al. 1997. Survei Kesehatan Rumah Tangga: Pola Penyakit Penyehab Kematian Maternal dan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kematian Maternal di Indonesia. Depkes-Balitbangkes, Jakarta
Foster, George M dan Barbara G. Anderson. 1986. Antropologi Kesehatan, diterjemahkan oleh Meutia F. Swasono dan Prijanti Pakan. Jakarta: UI Press
Rachman, Watief A. 2010. Perilaku Ibu Dalam Perawatan Kehamilan Dan Pertolongan Persalin Di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkajene Kabupaten Sidrap. Universitas Hasanuddin. Makassar
Swasono, M. F. (1998), Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks Budaya. Jakarta: UI-Press.

Wibowo, Adik 1993 Kesehatan Ibu di Indonesia: Status "Praesens" dan Masalah yang dihadapi di lapangan. Makalah yang dibawakan pada Seminar " Wanita dan Kesehatan", Pusat Kaajian Wanita FISIP UI : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar