NAMA : NOVI PUSPITASARI
NIM : 3401411157
ROMBEL :
1 (Satu)
MAKUL : UAS ANTROPOLOGI
KESEHATAN
BUDAYA JAWA PANTANGAN MAKAN BAGI IBU HAMIL
DAN PASCA MELAHIRKAN DI KABUPATEN REMBANG
Indonesia merupakan Negara
yang kaya akan budaya dan tradisi. Keberagaman kebudayaan ini menyebabkan
banyaknya mitos mengenai masa kehamilan, persalinan dan nifas. Bahkan ada mitos yang dipercayai
sebagai suatu kebenaran karena pengalaman orang lain. Mitos yang sudah sejak lama diyakini oleh masyarakat
Jawa khususnya di daerah kabupaten Rembang yaitu adanya suatu larangan memakan makanan yang enak bagi ibu hamil dan
pasca melahirkan. Pantangan ini bersumber pada keyakinan akan suatu budaya yang
mengharuskan masyarakat untuk melakukan sesuai tradisi yang berkonsep pada
kesehatan. Dalam
hal ini kebudayaan mempunyai
hubungan dengan kesehatan dalam hal pencegahan serta pengobatan penyakit,
meskipun dalam prakteknya masih dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional yang
barbau mistis.
Menurut
Anggorodi (dalam Rachman, 2010) Konsepsi budaya
masyarakat mengenai pantangan ditujukan untuk menjaga keselamatan bayi dan ibu.
Namun alasan yang dikemukakan mengenai perilaku pantang makan sering tidak
bersifat logis, maupun bersifat simbolik dan sebagian mencerminkan asosiasi
antara jenis tanaman atau hewan yang dipantang dengan kondisi atau konsekuensi
yang diperkirakan, yang sifatnya asosiatif. Sebagian masyarakat tidak memahami
alasan memantang makanan tersebut dan hanya melaksanakan karena alasan takut
untuk menunjukkan kepatuhan kepada adat dan orang tua.
Di Indonesia
kasus tentang angka kematian ibu cukup tinggi. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah
perdarahan (46,7%), eklampsia (14,5%), dan infeksi (8.0%) (Djaja et al, 1997). Kebanyakan
disebabkan karena ibu hamil ditolong oleh dukun tidak terlatih atau oleh
anggota keluarga, aborsi tidak aman, tidak tersedianya pelayanan kebidanan
untuk kondisi darurat serta asupan gizi saat hamil dan pasca melahirkan. Permasalahan tentang asupan gizi bagi ibu hamil dan
pasca melahirkan menjadi masalah besar karena berkaitan dengan budaya dan
sistem medis modern. Hal ini disebabkan karena adanya
kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan.
Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang sehingga akan berdampak
negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Jadi tidak heran kalau anemia dan
kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan.
Kebiasaan
makan ibu hamil dan pasca melahirkan sangat dipengaruhi lingkungan yang
didasarkan atas konsepsi budayanya. Makanan dalam pandangan sosial budaya
memiliki makna yang lebih luas dari sekedar nutrisi, melainkan terkait dengan
unsur-unsur kepercayaan, status, prestise, kesetiakawanan, dan ketentraman.
Kategori makanan bagi ibu hamil dan pasca melahirkan berkenaan dengan pandangan
budaya tentang makanan yang dianggap baik sehingga harus dikonsumsi, maupun
yang dianggap dampak buruk bagi ibu sehingga harus dihindari. Makanan yang
dianggap dapat memberikan dampak buruk umumnya disebut sebagai pantangan makan.
(Swasono, 1998).
Mitos telah menjadi adat istiadat yang
turun temurun, menjadi hal yang biasa yang sangat mereka yakini. Tidak sedikit
mitos yang tidak layak diyakini, namun ternyata banyak pula mitos yang dapat
dinalar, diterima akal dan ada faktanya. Pantangan yang didasari kepercayaan pada umumnya
mengandung simbol atau nasihat yang dianggap baik ataupun tidak baik, lambat
laun menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan mempunyai kekuatan yang cukup
besar untuk mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan
dikomsumsi. Pantangan makan yang mereka lakukan masih bersifat negatif karena
mereka tidak tahu betul apa yang mereka lakukan. Kebanyakan dari mereka hanya
ikut-ikutan dan menuruti nasihat orang tua atau Ibu mertua dan dukun bayi setempat.
Pantangan makan Ibu hamil dan pasca melahirkan di daerah Rembang cukup banyak,
walaupun tidak semua kebanyakan di patuhi, tetapi tidak bagi mereka yang masih
mempercayai kepercayaan turun temurun dari nenek moyang mereka yang mereka
ketahui dari ibu kandung atau ibu mertua masih melakukan praktek pantangan
makan.
Beberapa kepercayaan yang ada di
masyarakat Rembang bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit
persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang
banyak, serta larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nanas dan
ketimun. Sementara Wibowo (1993)
menjelaskan bahwa di salah satu daerah di Jawa
Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi
makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Di masyarakat
Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena
dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Dari keyakinan tersebut menjadikan ibu
kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan rendah dan ini menambah angka
kematian ibu di Indonesia semakin tinggi. Padahal kebutuhan gizi yang cukup
sangat dibutuhkan bagi ibu hamil dan pasca melahirkan guna memulihkan stamina
tubuhnya.
Dalam
bidang kesehatan modern ibu pasca melahirkan justru pemenuhan kebutuhan protein
semakin meningkat untuk membantu penyembuhan luka baik pada dinding rahim
maupun pada luka jalan lahir yang mengalami jahitan. Protein ini
dibutuhkan sebagai zat pembangun yang membentuk jaringan otot tubuh dan mempercepat
pulihnya kembali luka. Tanpa protein sebagai zat pembangun yang cukup maka ibu
nifas akan mengalami keterlambatan penyembuhan bahkan berpotensi infeksi bila
daya tahan tubuh kurang akibat pantang makanan bergisi. Protein juga diperlukan
untuk pembentukan ASI. Ibu pasca melahirkan sebaiknya mengkonsumsi minimal
telur, tahu, tempe dan daging atau ikan bila ada. Kecuali bila alergi dengan
ikan laut tertentu atau alergi telur sejak sebelum hamil maka sumber
protein yang menyebabkan alergi tersebut dihindari.
Analisis Teori
Menurut Foster dan
Anderson (1986), Budaya mempunyai peran penting terhadap
kebiasaan makan terhadap masyarakat setempat. Kepercayaan suatu masyarakat
tentang makanan berakibat pada kebiasaan makan serta berakibat pula pada
kondisi gizinya. Bagi antropologi kebiasaan makan sebagai sesuatu yang sangat
kompleks karena menyangkut tentang cara memasak, suka atau tidak suka serta
adanya berbagai kepercayaan dan persepsi mistis atau takhayul yang berkaitan
dengan kategori makan, produksi, persiapan dan konsumsi makanan. Masalah kesehatan selalu berkaitan dengan dua hal
yaitu sistem teori penyakit dan sistem perawatan penyakit. Sistem teori
penyakit lebih menekankan pada penyebab sakit, teknik-teknik pengobatan
pengobatan penyakit. Sementara, sistem perawatan penyakit merupakan suatu
institusi sosial yang melibatkan interaksi beberapa orang, paling tidak
interaksi antar pasien dengan si penyembuh, apakah itu dokter atau dukun.
Persepsi terhadap penyebab penyakit akan menentukan cara pengobatannya.
Penyebab penyakit dapat dikategorikan ke dalam dua golongan yaitu personalistik
dan naturalistik. Penyakit-penyakit yang dianggap timbul karena adanya
intervensi dari agen tertentu seperti perbuatan orang, hantu, mahluk halus dan
lain-lain termasuk dalam golongan personalistik. Sementara yang termasuk dalam
golongan naturalistik adalah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kondisi
alam seperti cuaca, makanan, debu dan lain-lain.
Dari
sudut pandang sistem medis
modern adanya persepsi
masyarakat yang berbeda terhadap penyakit seringkali menimbulkan permasalahan. Masih
adanya kepercayaan terhadap makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil
dan pasca melahirkan di daerah
Rembang sehingga diharuskan untuk berpantang
makanan pada Ibu
hamil dan pasca melahirkan dianggap salah kaprah di dunia medis modern. Makanan
yang baik berdasarkan budaya pada suatu tempat adalah makanan yang tidak
membawa dampak buruk pada kesehatan Ibu dan calon bayinya, meskipun makanan
tersebut mempunyai kandungan gizi yang cukup untuk kesehatan Ibu hamil dan
pasca melahirkan. Dengan
melakukan sejumlah pantangan makan bagi ibu hamil dan pasca melahirkan diyakini
akan dapat mengembalikan kesehatan bagi ibu. Sedangkan dalam sistem perawatan
penyakit sebagian ibu hamil dan pasca melahirkan
masih mengkonsumsi jamu dan ramuan-ramuan tradisional karena diyakini dapat
menjaga kesehatan Ibu, memperlancar ASI dan mempercepat proses penyembuhan Ibu
pasca melahirkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Djaja, S. et al. 1997. Survei Kesehatan Rumah Tangga: Pola Penyakit
Penyehab Kematian Maternal dan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kematian
Maternal di Indonesia. Depkes-Balitbangkes,
Jakarta
Foster, George M dan Barbara G.
Anderson. 1986. Antropologi Kesehatan, diterjemahkan oleh Meutia F. Swasono dan Prijanti
Pakan. Jakarta: UI Press
Rachman, Watief
A. 2010. Perilaku
Ibu Dalam Perawatan Kehamilan Dan Pertolongan Persalin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pangkajene Kabupaten Sidrap. Universitas Hasanuddin. Makassar
Swasono, M. F. (1998),
Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan
Bayi dalam
Konteks Budaya. Jakarta: UI-Press.
Wibowo, Adik 1993 Kesehatan Ibu di Indonesia: Status
"Praesens" dan Masalah yang dihadapi di lapangan. Makalah yang
dibawakan pada Seminar " Wanita dan Kesehatan", Pusat Kaajian
Wanita FISIP UI : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar