Laman

Sabtu, 19 Juli 2014

“ANALISIS GENDER TERHADAP IKLAN SABUN DETOL”

PENDAHULUAN

Dewasa ini keberadaan media merupakan suatu alat untuk menuju kehidupan masyarakat pada tingkatan yang lebih modern. Media seolah-olah sudah menjadi kebutuhan primer dalam pemenuhan akan kebutuhan informasi yang terus menuntut secara cepat. Meningkatnya kesadaran manusia untuk  memperoleh informasi mendorong berkembangnya industri media, baik media cetak maupun media elektronik. Dengan kesadaran dan kebutuhan informasi yang terus meningkat, para pencipta media berlomba-lomba menyuguhkan hidangan- hidangan informasi dengan berbagai bentuk kreatifitas dan ragam keunikan yang mampu menarik penikmat media dari berbagai kalangan, bahkan secara tidak langsung terjadi adanya pergeseran makna yang di ciptakan oleh para pelaku media. Media datang melahirkan informasi-informasi yang disesuaikan dengan target pasar, seperti halnya pengkhususan dalam sebuah majalah yang sengaja di ciptakan untuk kaum ibu yang isinya sudah bisa kita tebak, seperti menu masakan, konsultasi psikologi, konsultasi kesehatan, dan penjagaan norma dan etika. Gambar- gambar yang di sajikan juga terlihat cerah, dan menarik, seperti keluarga bahagia dengan anak- anaknya di taman rekreasi, produk- produk dapur, fashion, dan lain sebagainya.
            Dalam industri periklanan, sebagian besar masih memanfaatkan tubuh perempuan sebagai penarik minat konsumen. Perempuan seolah-olah diharuskan untuk menjadi seperti apa yang diharapkan oleh industri periklanan baik itu dalam media cetak maupun elektronik. Perempuan sendiri tidak sadar bahwa tubuh mereka telah dikuasai dan dieksploitasi demi kepentingan dunia periklanan. Citra, peran dan status perempuan telah dikuasai untuk memasukkan nilai-nilai patriarki seperti mengharuskan untuk menjadi perempuan yang ideal itu harus tinggi, langsing, putih dsb. Lain halnya dengan perempuan yang sudah berkeluarga, industri periklanan mengharuskan perempuan yang sudah berkeluarga sebagai perempuan yang bekerja dalam sektor domestik yaitu mengurus pekerjaan rumah dan mengurus suami dan anak.       
Ketidakadilan gender dalam industri periklanan dapat dilihat dari representasi iklan yang mayoritas didominasi oleh perempuan. Komoditas para kreatif iklan melahirkan berbagai bentuk produk dengan menampilkan dan menggabungkan hasil produk yang standar dan sisi feminisme kaum perempuan. Sebuah produk yang pada kenyataannya mempunyai fungsi yang general, telah dikomunikasikan tidak lagi bersifat fungsional tetapi sudah bergeser kearah konsep gender. Femininitas atau maskulinitas seringkali menjadi ajang manifestasi untuk membuat komoditi atau produk mempunyai nilai tertentu.  Sebagai contoh, dalam sebuah iklan shampoo perempuan di gambarkan sebagai perempuan yang berambut panjang, hitam lurus, tubuh langsing, tinggi dan cantik. Hal ini merupakan diskriminasi gender yang menunjuk suatu penyelewengan nilai dan maksud yang terkandung didalam iklan tersebut. Bagaimana dengan perempuan yang berambut pendek, ikal atau keriting? Alhasil demi diakui untuk menjadi seorang perempuan, perempuan yang tidak setipe dengan yang ada di iklan tersebut secara besar-besaran me-rebounding rambut mereka agar tampil seperti apa yang ditentukan oleh media. Ketidakadilan gender  dalam hal ini terlihat cukup jelas namun ironisnya hal semacam ini tidak pernah disadari oleh masyarakat.


METODE

Analisis media adalah bagian dari penelitian ilmu sosial. Sebuah metode untuk mengetahui seluk beluk media secara lebih mendalam. Dalam iklan sabun Detol peneliti menggunakan analisis menonton dan mengamati tayangan iklan Detol di televise. Analisis kali ini penulis akan menganalisis iklan detol yang dikaitkan dengan prespektif gender. Representasi iklan detol lebih mengarah kepada diskriminasi gender yang mana perempuan lebih dominan daripada laki-laki.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagai bagian dari media massa, iklan merupakan cerminan realitas yang ada dalam masyarakat. Realitas yang tercemin dalam iklan dapat berupa mensosialisasikan kembali kesetaraan gender ataupun dapat berupa sebaliknya yaitu tentang ketidakadilan gender yang selama ini terjadi dalam masyarakat. Keterlibatan perempuan dimedia sangat memprihatinkan, media telah menyebarkan doktrin-doktrin seperti apa seharusnya menjadi perempuan. Begitu pula dengan keberadaan iklan Detol.
Keberadaan perempuan dalam iklan detol lebih menfokuskan kepada perempuan yang sudah berkeluarga dan menjadi Ibu. Perempuan yang telah dikontruksikan secara sosial untuk menjadi ibu dan bagaimana seharusnya menjadi ibu dibebani dengan tanggung jawab atas pekerjaan domestik yang meliputi  mengurus rumah, anak dan suami. Hal inilah yang memicu pemikiran masyarakat yang sangat kuat bahwa menjadi seorang ibu merupakan suatu kodrat bagi perempuan dan siapapun tidak bisa terhindarkan akan tugas dan kewajiban menjadi seorang ibu. Dalam representasi iklan detol perempuan digambarkan dengan menjadi seorang ibu yang bertanggung jawab akan kebersihan dan kesehatan semua anggota keluarganya. Dari sini dapat dilihat bahwa citra perempuan sebagai seorang ibu yang secara biologis mempunyai alat reproduksi rahim yang berfungsi untuk mangandung dan melahirkan telah dikontruksikan perannya untuk bertanggungjawab dalam mengasuh anak. Padahal dalam mengasuh anak seharusnya bukan perempuan sebagai ibu saja yang harus bertanggungjawab penuh melainkan peran laki-laki sebagai suami dan ayah juga harus terlibat.
Double Burden
Double burden atau beban ganda dalam kehidupan keluarga yang dilimpahkan kepada perempuan seringkali diperkuat dan disebabkan oleh adanya pandangan atau keyakinan di masyarakat bahwa pekerjaan yang dianggap masyarakat sebagai jenis pekerjaan perempuan, yang meliputi semua pekerjaan domestik, dan ini dianggap dan dinilai lebih rendah tidak mendatangkan  nilai ekonomis jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan laki-laki.
Dalam iklan detol perempuan yang menjadi seorang ibu keberadaannya sangat dekat dengan anak-anak dibandingkan dengan laki-laki yang menjadi ayahnya. Representasi iklan detol menggambarkan seorang ibu yang memberikan cairan sabun detol kedalam bak mandi agar kuman dan bakteri mati dan mengobati luka pada anak saat anak jatuh serta berkata “ Kalau bukan saya siapa lagi ? “. Peran perempuan dalam iklan detol memberikan pengaruh kepada para pecinta iklan bahwa dalam kehidupan sehari-hari perempuan banyak terlibat dalam sistem perawatan keluarga. Perempuan yang pada umumnya menentukan kesehatan atau obat-obatan bagi keluarganya, seperti anak, suami, ibu/ayah dan keluarga dekat yang lain. Oleh karenanya jika ada anggota keluarga yang sakit di rumah, maka secara otomatis kaum perempuanlah yang menjadi dokter di rumah. Dan perempuanlah yang harus memperhatikan petunjuk dokter ketika berobat. Gambaran keliru tentang peranan perempuan tersebut secara langsung akan berbahaya bagi perkembangan anak-anak dan remaja yang mengkonsumsi iklan tersebut. Secara psikologis, anak-anak dan remaja merupakan kelompok yang tengah membentuk kepribadiannya. Pembentukan kepribadian tersebut antara lain dibentuk melalui berbagai pengalaman pribadi mereka termasuk tayangan iklan televisi sabun detol .

SIMPULAN
Ketidakadilan gender dalam industri periklanan dapat dilihat dari representasi iklan yang mayoritas didominasi oleh perempuan. Keberadaan perempuan dalam iklan detol lebih menfokuskan kepada perempuan yang sudah berkeluarga dan menjadi Ibu. Dalam representasi iklan detol perempuan digambarkan dengan menjadi seorang ibu yang bertanggung jawab akan kebersihan dan kesehatan semua anggota keluarganya, seorang ibu keberadaannya sangat dekat dengan anak-anak dibandingkan dengan laki-laki yang menjadi ayahnya. Peran perempuan dalam iklan detol memberikan pengaruh kepada para pecinta iklan bahwa dalam kehidupan sehari-hari perempuan banyak terlibat dalam sistem perawatan keluarga.


REFERENSI
·         Astuti, Tri Marhaeni P. 2011. Kontruksi Gender dalam Realitas Sosial. Semarang : UNNES PRESS.
·         Fakih, Mansour. 2012. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR.
·         Muashomah. 2010. Analisis Labelling Perempuan Dengan Teori Femonisme Psikoanalisis Studi Kasus Majalah Remaja OLGA ! . Jurnal Komunitas.
·         Mosse, Julia Cleves. Gender dan Pembangunan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar